Kecerdasan Sosial

Kecerdasan Sosial

Oleh: Yusrizal, S.Pd

Tiga anak berusia 12 tahun sedang menuju lapangan sepakbola untuk kelas olahraga. Dua anak laki-laki yang tampak atletis berjalan dibelakang-sambil diam-diam menertawakan- anak ketiga yang kelihatan agak gemuk.

“Jadi kamu akan mencoba main sepakbola,” salah satu dari dua anak itu berkata dengan sarkastik kepada anak ketiga; suaranya sarat dengan ejekan.

Anak yang gemuk itu menutup matanya sejenak dan mengambil napas dalam seolah-olah ia mengeraskan dirinya untuk konfrontasi di depan mata.

Kemudian ia berbalik kepada kedua anak lain itu dan menjawab dengan nada datar dan apa adanya, “Yah, aku akan coba-tapi aku memang kurang pintar main sepakbola”. Setelah diam sejenak, ia menambahkan, “tetapi aku pandai dalam bidang seni-tunjukkan apa saja padaku dan aku bisa menggambarnya dengan bagus..”

Kemudian menunjuk pada lawannya ia berkata,” Kamu, -kamu memang hebat untuk urusan sepakbola, betul-betul bagus! Aku ingin seperti itu suatu hari, namun tidak mungkin. Barangkali aku bisa sedikit lebih pintar main sepakbola kalau aku tetap mencoba”.

Pada titik itu, anak laki-laki yang pertama setelah ejekannya sekarang tidak mempan semasekali, berkata dengan nada ramah, “Ah, sebenarnya kamu tidak jelek-jelek amat. Kalau kamu mau aku bisa tunjukkan cara-cara main sepakbola”.

imagesItulah sekelumit cerita yang dipaparkan oleh Daniel Goleman dalam bukunya Social Intellegence. Cerita di atas menggambarkan betapa tingkat kecerdasan sosial yang dimiliki oleh seorang anak di sekolah menengah. Sebenarnya, awal dari percakapan dapat menjadi pemicu terjadinya perkelahian di antara mereka. Namun yang terjadi justru sebaliknya, mereka menjadi semakin akrab. Malah salah seorang anak yang pandai bermain bola justru berniat untuk mengajarkan si anak yang agak gemuk bermain bola.

Hal seperti diatas dapat juga kita jumpai di berbagai tempat seperti di tempat penitipan anak, di taman bermain, di barak dan pabrik dan lain sebagainya.

Daniel Goleman mengemukakan delapan unsur kecerdasan sosial, dengan membaginya kedalam dua kategori besar. Kategori pertama yaitu kesadaran sosial. Kesadaran sosial merujuk kepada bagaimana kita memahami keadaan batiniah seseorang, memahami perasaan dan pikirannya. Unsur kecerdasan sosial yang termasuk di kategori ini adalah:

1. Empati Dasar. Secara sederhana empati berarti mampu memahami perasaan orang lain. Orang dengan kecerdasan sosial mempunyai kemampuan untuk mampu merasakan perasaan orang lain. Disamping itu, dia juga mampu merasakan isyarat-isyarat emosi nonverbal seperti bersedih, kecewa, marah, kesal dan lain sebagainya.

2. Penyelarasan. Penyelarasan yang dimaksud adalah bagaimana kita mampu untuk mendengarkan dengan terbuka dan memahami apa yang disampaikan. Hal ini berkaitan erat dengan seni mendengarkan. Oleh sebab itu, seorang dengan kecerdasan sosial mempunyai kemampuan untuk mendengarkan dengan efektif. Dengan hal tersebut diharapkan mampu menyelaraskan diri dengan perasaan orang lain.
3. Ketepatan Empatik. Unsur yang lebih dalam dari penyelarasan yaitu ketepatan empatik. Unsur ini lebih menekankan kepada kemampuan untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain. Dengan memahami pikiran dan perasaan orang lain, kita mampu untuk mengerti maksud dari orang lain.

4. Pengertian Sosial. Sebagai unsur terakhir dari kategori kesadaran sosial, kita harus memahami apa itu dunia sosial. Kita harus mempunyai pengetahuan tentang dunia sosial, bagaimana seluk beluknya serta bagaimana dunia sosial tersebut bekerja. Dengan mengetahui hal tersebut, akan memudahkan bagi kita dalam berinteraksi dengan orang lain.

Kategori kedua yang dimaksudkan Goleman adalah fasilitas sosial. Fasilitas sosial merujuk kepada bagaimana seseorang berinteraksi dengan mulus dan efektif. Unsur-unsur kecerdasan sosial yang termasuk kategoti ini adalah:

1. Sinkroni. Sinkronisasi yang dimaksud adalah bagaimana kita bisa berinteraksi secara mulus dengan menggunakan bahasa nonverbal. Bahasa nonverbal merupakan bahasa yang tidak menggunakan kata-kata, tetapi lebih menggunakan isyarat bahasa tubuh seperti ekspresi wajah, pandangan mata, gerak tubuh dan sebagainya. Orang yang memiliki kecerdasan sosial mampu memahami bahasa tubuh dari orang yang berinteraksi dengannya. Dari ekspresi wajah lawan bicaranya, dia bisa mengetahui apakah lawan bicaranya tersebut sedang marah, emosi, kesal atau kecewa.


2. Presentasi diri. Hal ini berkaitan dengan bagaimana kita menampilkan diri kita dengan efektif ketika berinteraksi dengan orang sekitar kita.

3. Pengaruh. Orang dengan kecerdasan sosial mampu memberikan pengaruh kepada orang-orang yang berinteraksi dengannya. Dia mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk berbuat sesuatu. Hal ini tentu saja dilakukan dengan menggunakan kemampuan bicara yang hati-hati serta mampu untuk mengendalikan diri.
4. Kepedulian. Kepedulian merupakan unsur terakhir sekaligus merupakan bentuk kecerdasan sosial yang paling tinggi. Unsur ini menekankan bagaimana kita peduli akan kebutuhan orang lain. Kepedulian ini ditunjukkan dengan melakukan tindakan yang sesuai dengan kebutuhan hal tersebut. Semakin kita bersimpati dengan seseorang dalam kesusahan dan  merasa peduli, semakin besarlah dorongan kita untuk menolong mereka.

Dari kedelapan unsur kecerdasan sosial diatas, penulis melihat adanya saling keterkaitan antara satu unsur dengan unsur yang lain. Kecerdasan sosial hanya bisa dimiliki jika kita mampu mensinergikan kedelapan unsur tersebut. Hanya mampu memahami perasaan orang lain tanpa memiliki kepedulian terhadapnya, berarti kita belumlah memiliki kecerdasan sosial. Untuk itu mari kita pahami dan amalkan kedelapan unsur kecerdasan sosial tersebut, sehingga kecerdasan sosial bisa kita miliki.

*****

Padang, 21 Okt 2009

Referensi: Goleman, Daniel.2007.Social Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

14 pemikiran pada “Kecerdasan Sosial

    • Salam kenal Mas.Yusrizal.saya dari Bandung nayri buku Goleman, Daniel.2007.Social Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, sangat susah, kosong terus..Barangkali bisa bantu saya Minta Buku itu kalopunya, gk apa-apa Copy an nya juga. sy lagi nyelesaiin Tugas Akhir Magister di UIN Bandung.. Saya sangat bangga dan bahagia kalau mas dapat membantu saya, habis berapa Fhoto Copy berikut Ongkir nya, insya ALlah saya Ganti..No. HPsaya. 081313314706
      Salam. kenal. Enjang Hasan

Tinggalkan komentar