Pembuatan Keputusan, Kerangka, dan Konteks Disipliner

Pembuatan Keputusan, Kerangka, dan Konteks Disipliner

 

Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah pekerjaan sehari-hari dari manajemen. Seorang eksekutif, manajer, kepala bagian, direktur, presiden, rektor, dekan, dan pejabat apapun, kehidupan mereka dalam organisasi selalu bergumul dengan keputusan. Sebagian waktu mereka harus dicurahkan pada penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan.

Berikut ini beberapa pendapat ahli mengenai pengertian pembuatan keputusan atau pengambilan keputusan.

  1. Handoko (1998), pembuatan keputusan didefenisikan sebagai penentuan kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
  2. Usman (2009), pengambilan keputusan ialah proses memilih sejumlah alternatif.
  3. Salusu (2006), Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien  sesuai situasi. Proses itu untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi.

 

Dari beberapa pendapat ahli di atas, ada beberapa kata kunci yang perlu diperhatikan:

  1. Ada permasalahan
  2. Proses pemilihan alternatif
  3. Pencapaian tujuan (penyelesaian masalah)

 

Proses pengambilan keputusan

Menurut Handoko (1998), ada tujuh tahap dalam pengambilan keputusan, yaitu:

  1. Pemahaman dan perumusan masalah

Sering kali manajer menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit ditemukan. Bahkan hanya mengidentifikasikan gejala masalah, bukan penyebab yang mendasar. Untuk mempermudah identifikasi masalah, manajer dapat melakukan beberapa cara. Pertama, manajer secara sistematik menguji hubungan-hubungan sebab akibat. Kedua, manajer mencari penyimpangan-penyimpangan atau perubahan-perubahan dari situasi ”normal”. Ketiga, berkonsultasi dengan pihak lain yang mampu memberikan pandangan dan wawasan yang berbeda tentang masalah.

 

  1. Pengumpulan dan analisa data yang relevan

Para manajer harus menentukan data-data apa yang akan dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat, dan kemudian mendapatkan informasi tersebut.

 

  1. Pengembangan alternatif-alternatif

Pengembangan sejumlah alternatif penyelesaian masalah, memungkinkan manajer menolak kecenderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif. Dalam tahap ini, manajer harus berupaya untuk memunculkan alternatif penyelesaian masalah sebanyak mungkin, yang dirasa cocok dengan permasalahan yang ada.

 

  1. Evaluasi alternatif-alternatif

Setelah mengumpulkan berbagai alternatif, manajer harus mengevaluasi satu persatu efektivitas alternatif-alternatif yang ada terhadap penyelesaian masalah. Efektivitas dapat diukur dengan dua kriteria: apakah alternatif realistik bila dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi, dam seberapa baik alternatif akan membantu penyelesaian masalah.

 

  1. Pemilihan alternatif terbaik

Dalam tahap ini, manajer memilih satu dari beberpa alternatif yang telah dievaluasi. Pilihan alternatif terbaik sering juga merupakan kompromi di antara berbagai faktor yang telah dipertimbangkan.

 

  1. Implementasi keputusan

Implementasi keputusan menyangkut lebih dari sekedar pemberian perintah. Manajer harus menetapkan anggaran, jadwal kegiatan, mengadakan dan mengalokasikan sumber-sumber daya yang diperlukan, serta menugaskan tanggung jawab dan wewenang pelaksanaan tugas-tugas tertentu.

Selain itu, pada tahap ini manajer juga perlu menetapkan prosedur laporan kemajuan periodik dan mempersiapkan tindakan korektif bila masalah baru muncul dalam pelaksanaan keputusan.

 

  1. Evaluasi hasil keputusan

Implementasi keputusan harus dimonitor terus menerus. Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan yang diambil memberikan hasil-hasil yang diinginkan.

 

Understanding Decision Making (Terjemahan Dessler)

Membuat keputusan

  • Keputusan adalah suatu pilihan diantara beberapa alternative yang tersedia. Membuat keputusan adalah proses pengembangan dan penganalisaan
  • Keputusan adalah pilihan antara dua atau lebih alternative. Jika anda hanya memiliki satu alternative, anda tidak memiliki keputusan.

 

Keputusan dan proses manajemen

  • Sesungguhnya keputusan adalah bagian besar setiap pekerjaan manejer.
  • Planning, Organizing, Leading dan Controling adalah empat dasar fungsi manajemen
  • Tiap manejer di sebuah tim bisnis perusahaan harus membuat keputusan.

 

Keputusan terprogram dan tidak terprogram

  • Tidak semua keputusan disukai, seperti keputusan terprogram cenderung berulang-ulang dan bisa dipecahkan melalui prosedur mekanis, seperti dengan menerapkan aturan.
  • Keputusan tidak terprogram cenderung tidak dapat diprediksi dan membutuhkan lebih banyak intuisi dan kreatifitas.

 

Proses membuat keputusan rasional

Seorang manajer dalam membuat keputusan selalu dihadapi dengan beberapa alternative pilihan. Membuat keputusan membutuhkan proses yang harus dilalui. Seorang manajer yang rasional harus mempertimbangkan hal-hal sbb:

  • Seberapa komplit dan sempurna informasi mengenai sesuatu
  • Dapatkah mendefinisikan masalah dan tidak pusing dengan hambatan yang terjadi.
  • Mengetahui semua kemungkinan alternative.
  • Dapat secara tepat menghitung dan memilih alternative dengan nilai penerimaan paling tinggi.

 

 

Kerangka dan Konteks Disipliner (Parsons)

Analisis keputusan menggunakan berbagai macam disiplin akademik dan kerangka pemikiran. Fokus dari masing-masing disiplin dan kerangka tersebut juga bervariasi. Untuk sesuatu yang kompleks seperti pembuatan keputusan oleh individu dan kelompok, satu kerangka atau disiplin saja tidak mungkin dapat menjelaskan segalanya, sebab akan ada hal-hal yang lebih dititikberatkan dan ada hal lain yang diabaikan.

Kekuatan juga sekaligus merupakan kelemahan. Tidak mungkin ada satu penjelasan tentang pembuatan keputusan yang memadai, dan konsekuensinya tujuan analisis kebijakan adalah mengaktualisasikan pendekatan, dan mengklarifikasi nilai dan keyakinan yang mendasari satu teori tertentu. Tujuan analisis kebijakan adalah mengevaluasi pendekatan-pendekatan yang memberikan kerangka penjelasan yang “paling masuk akal” untuk menerangkan suatu keputusan tertentu.

Beberapa model yang digunakan adalah:

  • Ilmu politik
  • Sosiologi
  • Teori organisasi
  • Ilmu ekonomi
  • Psikologi
  • Manajemen

 

Dalam menganalisis proses pembuatan keputusan, kita mengelompokkan disiplin-disiplin tersebut ke dalam lima kategori dan pendekatan utama:

  • Kekuasaan
  • Rasionalitas
  • Pilihan publik dan alternatifnya
  • Institusional
  • Informasional dan psikologis

 

Akan tetapi, dalam menggunakan kategorisasi ini kita tidak mengotak-ngotakkan ide dengan tegas. Kontribusi untuk analisis keputusan  merupakan kontribusi yang saling berinteraksi dan saling tumpang tindih. Salah satu fungsi kontribusi berfungsi sebagai kritik terhadap fokus kontribusi yang lain dan sering kali ada landasan yang sama di antara pendekatan dan kerangka yang berbeda-beda itu. Jadi, salah satu cara untuk mempelajari analisis keputusan adalah dengan membaca kontribusi inti-atau teks kunci- yang ditulis oleh pakar-pakar utama di bidangnya, karena sebagai individu mereka cenderung menembus batas-batas disipliner dan menggunakan bermacam-macam kerangka teoritis.

 

Daftar Pustaka:

Dessler, Gary. 2011. Management, leading people and organizations in the 21st century. New Jersey: Prentice Hall.

Handoko, T. Hani. 1998. Manajemen: Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE.

Parsons, Wayne. 2005. Public Policy: Pengantar teori dan praktik analisis kebijakan. Alih bahasa Tri Wibowo Budi Santoso. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Salusu, J. 2006. Pengambilan Keputusan Stratejik: untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit. Jakarta: Grasindo.

Usman, Husaini. 2009. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Satu pemikiran pada “Pembuatan Keputusan, Kerangka, dan Konteks Disipliner

Tinggalkan komentar